Friday, May 2, 2014

Happy Birthday, Mama. I miss you so badly!

Judulnya saja sudah merangkum dengan baik isi postingan kali ini yah.

Mama.
Ibu yg terlihat biasa dr luar. Ia tidak punya banyak baju bagus yg bisa dipamerkan spt kebanyakan ibu lain. Ia sederhana. Kesulitan hidup yg ia jalani sejak kecil membuatnya jd wanita yg kuat. Yang tidak maruk harta. Ia banyak membagi wejangan untukku, untuk menjadi wanita sholihah, untuk menjadi istri yg baik, dan menjadi dokter yg amanah.
Bulan2 terakhir aku bersamanya, aku senaaaaang sekali mendengar nasihatnya. Aku tak tau kenapa, walau saat pulang kerjaanku lbh banyak di kamar atau keluar rumah menemui teman2ku (yaah salah satu hal yg kusesali), tp sebelum balik, pasti ku luangkan waktu untuk bercerita banyak hal dengannya. Bercerita betapa terasa berat hidup yg kujalani, aku ingin dia menguatkanku.
Oh iya, diantara saudara2ku memang akulah yg dirawat penuh oleh mama. Ya, mama pensiun dini krn dulu aku penyakitan. Bisa dibilang, aku anak bungsu yg hampir tdk bisa lepas dr mama.

Mama.
Dua bulan terakhir dia menjalani cuci darah. Aku... bisa merasakan kesakitannya. Sebelumnya mama masih terlihat ceria, masih banyak bercerita, walau ia sering dirawat akibat Diabetesnya yg suka tak terkontrol.
Ia tampak berbeda. Jauuuuh berbeda. Banyak diam, murung.. seperti jiwanya telah dihisap oleh dementor.
Kesibukan ku dalam mempersiapkan ujian koas, membuatku tak bisa banyak menemaninya.
Terakhir aku menemaninya cuci darah, ia sempat berkata, "ba'aa go faa.. bajalan so mama lah ndak sangguik (gimana lah ini fa, berjalan saja mama sdh tdk sanggup)", ucapnya sambil meneteskan air mata.
Aku pun ingin menangis. Tapi.... aku harus tampak kuat, di depan mama.

Mama,
Seminggu menjelang hari itu, aku dihantui ketakutan. Entah apakah ini yg dinamakan firasat.
Ayah selalu mengirim pesan singkat mengenai keadaan mama. Tiap menerima pesan dr ayah, aku takut.. aku takut untuk membacanya. Aku takut itu kabar buruk bahwa aku selamanya tak akan lg melihat wajah mama.

Mama,
Maafkan krn kesibukanku aku tak bisa cepat pulang. Andai aku tau mama sdg kritis. Aku sdh berusaha mengejar materi agar aku bisa segera pulang dan fokus merawat mama. Aku kalut.
Saat 2 hr sblm hr itu, sudah kubulatkan tekad utk pulang,ma.
Saat ku telfon mama, "sudah lah fa, jgn cemaskan mama. Fokuslah dulu belajar, br ifa pulang...", ucap mama begitu lirih.
Entah mengapa aku ingiiiiin sekali mengucap maaf, dan berkata "mama, aku sayaaaaang mama, sayaaaang sekali. Andai mama tau itu".
Namun yg sanggup terucap dr mulutku hanya, "serius ma? Apa gak papa? Mama yg sehat ya, tunggu ifa"
Aku kembali galau, aku menangis, ,enangis dalam diam, jgn ada yg mendengar. Aku menyesal knp bkn maaf yg terucap dr mulutku.
Dan benar rupanya...... itu percakapan terakhirku dg mama.

Mama.
10 februari 2014, ia pergi ke tempat yang tenang. Peristirahatan terakhirnya. Mama tak lagi kesakitan dari berbagai penyakit kronik yang dideritanya.
Seminggu 2x cuci darah.
Andai aku tau saat itu saat terakhir aku melihatnya, mungkin...... ah, sudahlah. Aku yakin Allah sudah menuliskan skenario terindah untuk kami. Hari itu.....aku sampai rumah sakit, 10 menit setelah dokter menetapkan jam kematian ibundaku tercinta.

Mama.
I just want to say a lot thanks God, in this short time you burrowed me such a wonderful woman as my mom.
Mungkin aku blm sempat mengajak ia pergi ke  tempat2 yang indah. Membelikannya baju2 indah. Tapi aku yakin, di sisi-Nya jauh lbh indah, jauh lebih indah dibanding tempat terindah di dunia ini.
Walau aku blm sanggup membelikan mama tiket umrah... aku hanya bisa berdoa utk mama... semoga itu bs jd tiket utk mama masuk jannah-Nya.

02052014
HAPPY BIRTHDAY MAMA.
I LOVE YOU SO MUCH,
AND I REALLY MISS YOU SO BADLY!

0 comments:

Post a Comment